Selasa, 01 Desember 2009

Keluarga Korban Insiden Dumai Expres Ngamuk di Markas Syahbandar

Kepri: Ketegangan sempat terjadi, Senin (30/11) siang di kantor Departemen Perhubungan Direktorat Jendral Perhubungan Laut Kantor Pelabuhan Batam, Sekupang. Pasalnya, keluarga korban tenggelamnya kapal Dumai Exsprss 10 yang baru saja datang dari Tanjung Balai Karimun tidak dapat menemui pejabat di kantor tersebut.
“Mana kepala Syahbandarnya, kami disuruh kesini, dia kok (nggak) ada, dia harus bertanggung jawab atas semua ini,” teriak Ramon, salah seorang keluarga korban. Ramon mengatakan di Tanjung Balai Karimun, setelah dilakukannya penghentian pencarian korban mereka diarahkan oleh syahbandar Karimun untuk kembali berkordinasi dengan syahbandar yang berada di Batam. “Makanya kami kesini lagi (Batam),” ujarnya.
Hingga 30 menit setelah kedatangan mereka sekitar pukul 13.30 WIB, barulah kemudian Amirudin Kabid Kesyahbandaran Batam sampai di kantor tersebut, diikuti AKP Dasrul, Kapolsek KPPP dan salah seorang perwakilan Dumai Express.
Kemudian para keluarga korban mengadakan pertemuan dengan ke tiga pejabat tersebut. Belum tahu pasti isi dari pertemuan itu. namun yang pasti keluarga korban meminta kejelasan pertanggung jawaban syahbandar dan pihak Dumai Express sebagai operator kapal. Sampai berita ini ditulis pertemuan masih berlangsung.
Seperti halnya yang dialami Wiwik (19). Hingga saat ini ibunya, Yastinar (48) alis Upik dan Gina Oktavani (8), adiknya belum juga ditemukan. Yatinar terdaftar dalam manifest nomor 97. Air matanya terus saja nampak mengalir. “Saya yang ngantar ibuk langsung,” ungkapnya sambil kembali menyeka air matanya.
Begitu juga dengan Yarlis (33), pria ini kehilangan istri dan dua anaknya yakni, Herti Situmorang (30), Hizatuliana (6,5) berjenis kelamin perempuan dan M Rezi (3,5), laki-laki.
Kesedihan yang sama juga dirasakan Ramon empat orang keluarganya belum ditemukan, yakni Sriyanti (37), Ronal (11), Putri (9) dan Aisah (2,5). Ronal tercatat dalam manifest nomor 140 dan Sriyanti nomor 141.
Kelurga korban juga menyesalkan dengan cara pencarian keluarga mereka. “Kami lihat dua hari penyelaman kemarin alat-alatnya kami lihat sangat kurang.
Waktunya pun terbatas, coba Tim berangkat pukul sebelas ke lokasi dua jam, baru nyampe ke lokasi jam satu siang, nyelam sebentar aja balik lagi,” ungkap Davit salah seorang keluarga korban diamini kelurga korban yang lain.(qul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar