Senin, 23 November 2009

DUMAI Express Karam, Penumpang Berserakan di Laut

Pojok kuansing :
Kepri, Yusnarti (36), warga Batam tak henti-hentinya menangis ketika sedang menghubungi keluarga kerabatnya melalui hape pinjaman. Yusniati merupakan korban selamat dari Kapal Ferry Dumai Exspres 10 yang karam di Perairan Karimun. Yang membuat tangisnya tiada henti, ia harus terpisah dengan ibunya yang bernama Norma.

“Saya tak sempat memberi pelampung kepada ibu saya. Ibu saya sudah tua, tak pandai berenang. Waktu saya mau ngambil pelampung untuk ibu saya, saya dimarah ABK kapal. Katanya, kapal sudah biasa macam gini, kapal belum tenggelam lagi. Padahal, kapal sudah mereng, dan air laut sudah mulai masuk,” tutur Yusnarti sambil mengatakan ibunya memakai baju kurung warna Unggu dan jilbab warna putih yang berencana ke Bengkalis.
Lain Yusnarti lain pula cerita Achai (40). Demi menyelamatkan nyawanya ia rela tangannya koyak berdarah karena luka. “Tangan ini luka, waktu saya tumbuk untuk memecahkan jendela kapal. Dari jendela kapal lah saya menyelamatkan diri,” cerita Achai. Menurutnya, waktu kejadian ombak sedang tinggi-tingginya, dan jalan kapal sudah mulai oleng, karena masuk ke air laut.
Dari penuturan korban yang selamat, sekitar 30 menit setelah kapal masuk air kapal Dumai Exspres 10 langsung tenggelam. Korban yang sempat memakai pelampung (Life Jacket) harus terapung-apung dilaut. Menurut cerita korban yang selamat ini, mereka dibantu kapal nelayan yang sedang mencari ikan. “Kami dibantu kapal ikan, terus dinaikan ke boat milik TNI AL,” tutur Diana (31) warga Kp Baru Sekupang Batam sambil menggendong anaknya Yosep (2) yang ikut selamat dalam musibah ini.
Tidak hanya Yusnarti yang harus berpisah dengan ibunya, Rony (23) warga Rusun Bida Ayu juga harus berpisah dengan ibunya bernama Asmaniar (60). Rencanya ia bersama kakaknya, ponakannya beserta ibunya mau pulau ke Padang Sumatera Barat. “Saya tadi menyelamatkan kakak saya yang sedang hamil, dan anaknya. Tapi, saya terpisah dengan ibu saya. Suasana di kapal pada panik semua, tapi saya sudah memasangkan pelampung ke ibu saya,” tutur Rony sambil meminjam hape milik POSMETRO untuk menghubungi keluarganya.
Kapal Ferry Dumai Eksperes 10 berangkat dari Pelabuhan Domestik Sekupang sekitar pukul 08.00 WIB dengan tujuan akhir Dumai. Seharusnya sekitar pukul 10.45 WIB kapal tersebut sudah harus menyandar di Pelabuhan Tanjungbalai Karimun, namun musibah tak bisa dielak, Kapal Dumai Ekspres 10 yang dinakhodai Johan dengan jumlah penumpang yang tercatat sebanyak 213 orang harus mengalami musibah.
Proses evakuasi hingga berita ini diturunkan masih terus berlangsung, baik melalui nelayan maupun melalui kapal BC, TNI AL, Pol Airud dan masyarakat setempat. Korban yang selamat dibawa ke Pangakalan Lanal Karimun untuk didata, dan selanjutnya dibawa ke Kediaman Bupati Karimun. Upaya penyelamatan juga beraneka ragam ada korban yang selamat dibawa ke Lanal Karimun, dan ada juga yang dibantu nelayan setempat dengan turun di Pelambung Kecamatan Tebing. Bupati Karimun H Nurdin Basirun turun langsung ke laut untuk membantu proses evakuasi korban yang selamat.
Hingga berita ini diturunkan, sejak pukul 13.30 WIB, sekitar 36 korban selamat yang berhasil dievakuasi dengan kapal TNI AL, dan dibawa ke Pangkalan TNI AL untuk didata.
Korban yang selamat dan berhasil dievakuasi melalui pelabuhan rakyat Pelambung Kecamatan Tebing jumlahnya sudah hampir mencapai 100 orang. Akan tetapi informasi ini masih simpang siur, sebab upaya evakuasi korban kapal tenggal Dumai Ekspres 10 masih terus berlangsung.(hai)

Penyebab Belum Diketahui
Menanggapi karamnya kapal MV Dumai Express 10 yang mengangkut penumpang sebanyak 312 penumpang tersebut, Direktur Polisi Air (Dirpol Air) Polda Kepri AKBP M Yassin Kosasih menyatakan belum mengetahui penyebab pasti tenggelamnya kapal tersebut. “Informasi yang saya dapatkan kapal tersebut terkena gelombang yang cukup besar,” katanya saat dihubungi via telepon, Minggu (22/11) kemarin.
Perwira melati dua di pundak in menyatakan saat mengetahui ada kapal yang tenggelam di tengah lautan, langsung mengirimkan tiga unit kapal untuk mengevakuasi penumpang. “Kapal tenggelam disekitar Selat Moro dan Tanjungbalai Karimun,” jelasnya lagi.
Tidak hanya itu, kapal dari Markas Besar (Mabes) Polri juga diturunkan untuk melakukan evakuasi. “Kapal Mabes seri 649 juga turun untuk melakukan evakuasi penumpang,” katanya. Sementara itu dari pihak Dumai Express saat dimintai keterangan menyatakan juga belum mengetahui penyebab kapal yang dibuat pada tahun 1999 ini. “Kami belum bisa memberitahukan apa penyebabnya, karena sampai sekarang orang yang berada di kapal itu belum dapat dihubungi,” katanya.
Pria ini juga menyatakan dalam kapal tersebut terdapat 213 penumpang dan 13 awak kapal. “Kapal berangkat pada pukul 08.00 WIB, dan kita mendapatkan kabar sekira jam 10.00 WIB,” ujarnya lagi. Saat ditanyakan tentang Live Jacket (Pelampung) yang terdapat pada kapal tersebut, dirinya menyatakan ada sekitar 300 pelampung di kapal. “Jadi kalau ada penumpang yang berebut untuk mendapatkan pelampung, mungkin mereka dalam keadaan panik. Pelampung ada di atas tempat duduk dan dibawah tempat duduk penumpang. Selain itu kita juga telah menempelkan pemberitahuannya di depan tempat duduk,” katanya lagi. (ams)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar